PLN Indonesia Power

PLN IP Kembangkan UBP Jeranjang Jadi Pusat Transformasi Sosial

PLN IP Kembangkan UBP Jeranjang Jadi Pusat Transformasi Sosial
PLN IP Kembangkan UBP Jeranjang Jadi Pusat Transformasi Sosial

JAKARTA - PLN Indonesia Power (PLN IP) tidak sekadar menghadirkan listrik bagi Pulau Lombok. Melalui Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Jeranjang, perusahaan mendorong inovasi sosial dan lingkungan yang menyentuh kehidupan masyarakat pesisir secara langsung. Program “AKAR” (Adopsi Karang) dan pengembangan Sustainability Learning Center di Taman Laut Pandanan menjadi bukti nyata bagaimana energi dan ekosistem dapat berjalan beriringan.

Direktur Utama PLN IP, Bernadus Sudarmanta, menjelaskan bahwa UBP Jeranjang menghadapi tantangan sosial-lingkungan yang kompleks di Lombok Barat. Pencemaran laut akibat limbah rumah tangga dan industri, degradasi terumbu karang, keterbatasan ekonomi masyarakat pesisir, serta akses edukasi lingkungan yang minim menjadi fokus utama perusahaan.

“Dengan kapasitas pembangkitan 3 x 25 MW yang menyuplai 19 persen kebutuhan listrik Pulau Lombok, UBP Jeranjang tak hanya menjadi pusat energi, tetapi juga pusat transformasi sosial-lingkungan,” ungkap Bernadus.

Program ini dirancang sebagai ekosistem kolaboratif yang menggabungkan konservasi laut, edukasi lingkungan, dan pemberdayaan ekonomi. Salah satu inovasinya adalah transplantasi terumbu karang berbasis limbah Fly Ash Bottom Ash (FABA) dari pembangkit listrik, yang memungkinkan pemulihan ekosistem secara efisien dan ramah lingkungan. Selain itu, sistem pengelolaan sampah pesisir bernama “SAMUDRA” mendorong masyarakat untuk berperan aktif dalam menjaga kebersihan laut.

Tidak hanya itu, platform digital adopsi karang memungkinkan partisipasi publik dari seluruh Indonesia. Melalui website dan media sosial, masyarakat bisa ikut memantau, mendukung, dan berkontribusi dalam pelestarian terumbu karang, bahkan tanpa berada langsung di lokasi. Pendekatan ini memperlihatkan bagaimana inovasi teknologi dapat memadukan energi, ekosistem, dan partisipasi sosial.

“Keberlanjutan bukan hanya soal efisiensi energi, tetapi tentang bagaimana energi itu mengalir ke kehidupan masyarakat. Inovasi sosial di Jeranjang adalah wujud nyata dari komitmen PLN Indonesia Power untuk menjadi katalis perubahan, dari pesisir hingga pusat kebijakan,” jelas Bernadus.

Dampak program AKAR sudah nyata. Lebih dari 1.000 meter persegi terumbu karang berhasil ditransplantasi. Kelompok pengelola sampah seperti Mina Bersama Pandanan dan Bank Sampah Persada, serta TPA Kebon Kongok, aktif mengelola limbah. Kelompok nelayan kini menerapkan metode penangkapan ikan berkelanjutan, sedangkan TPA Pasar Handayani berperan dalam edukasi anak dan pengasuhan berbasis lingkungan.

Kolaborasi lintas sektor juga menjadi bagian penting dari program ini. PLN IP menggandeng BKKBN, Universitas Mataram, BPSPL Denpasar, serta komunitas lokal untuk memastikan program berjalan efektif, terukur, dan memberikan dampak luas. Model pentahelix ini menjadikan UBP Jeranjang sebagai contoh konkret bagaimana perusahaan energi dapat berkontribusi pada pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat.

Selain memberi manfaat langsung kepada masyarakat, program ini juga selaras dengan visi pemerintah dalam mendorong ekonomi biru, memperkuat ketahanan pangan laut, dan mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Dengan roadmap hingga 2027, program ini menekankan bahwa energi dan ekosistem dapat tumbuh beriringan, membawa manfaat jangka panjang bagi lingkungan dan masyarakat pesisir Lombok.

UBP Jeranjang membuktikan bahwa perusahaan energi bisa menjadi pusat inovasi sosial-lingkungan, bukan sekadar pembangkit listrik. Dengan memanfaatkan limbah FABA sebagai media restorasi karang, mengembangkan pusat pembelajaran keberlanjutan, dan memberdayakan masyarakat pesisir, PLN IP menunjukkan bagaimana energi dan ekosistem dapat dikembangkan secara harmonis.

Bernadus menambahkan bahwa keberlanjutan yang dijalankan PLN IP tidak berhenti pada produksi energi, melainkan juga mencakup transformasi sosial yang berkelanjutan. “Dari Lombok, kami ingin menunjukkan bahwa perusahaan energi bisa menjadi agen perubahan sosial dan lingkungan, sekaligus mendukung kehidupan masyarakat dan keberlanjutan alam,” ujarnya.

Dengan pendekatan inovatif ini, UBP Jeranjang diharapkan menjadi contoh nasional dan internasional bagi praktik energi berkelanjutan yang terintegrasi dengan pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. Dari pesisir Lombok Barat, PLN IP menegaskan bahwa energi dan ekosistem bukan dua hal yang terpisah, melainkan dapat berjalan bersama demi masa depan yang lebih hijau dan berdaya saing.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index